
Ini Cerita fakta sahabat, ashli saya yang mengalami.
Ceritanyo begino!!!
Alhamdulillah, saat perayaan HAFLAH AKHIRASSANAH 2010 kemarin, saya ikut mendapat amanah sebagai panitia bagian Ekstren. Adalah bagian acara yang harus mendatangkan pihak luar atau harus eks (keluar) dari area pondok untuk menyukseskannya.
Pagi itu, sebelum acara perayaan Rodat/Angguk/kalau bahasa akrabnya tarian islami. Saya ikut membantu persiapan di Madrasah belakang. Agak lama saya menagamati panggung calon arena, hingga saya menemukan kekurangan. Ya, bangku kecil untuk tempat Al-Qur'an petugas Qiroah.
Tanpa berfikir panjang, saya bergegas untuk mengambil bangku yang adanya hanya di kantor pendidikan putra. Saat akan melengaos pergi, saya mendapati motor panitia sedang terparkir nganggur. Dari pada berjalan jauh, mending (batin saya) meminjam motor tersebut. Setelah kunci di tangan, motor pun saya geber agak ngebut.
Sayang, tepat di utara Masjid saya mendapati ban motor tersebut bocor-cor alias entek resik angine. Setelah bermusyawarah dengan Kang Muid (Panitia lain), akhirnya motor itu saya antar ke tukang tambal ban sebelah timur kantor DEPAG. Tahukah anda, apa komentar beliau, tukang tambal ban???
"Pondok Mayak to Mas???"
"Gih Pak!!!" Jawab saya singkat
"Muuuuesti Mas, Cah pondok iku nek rene trus nembelne ban bocor, mesti kerono kenek paku" kata beliau sambil menunjukkan paku yang menancap di ban motor panitia
"O" jawab saya sambil mengengguk
"Salahe, pondok kok mbangun wae ra enek mandeke"
"Ueeeeeng!!!!"
Begitulah komentar tambal ban lantaran Mayak dianggap sering mbangun tanpa henti. Padahal, kalau filing saya mengatakan, ban motor saya terkena paku bukan sebab paku bangunan, tapi sebab paku bekas latihan pentas 'Imrithy santri putri. Diamana lagi letaknya, kalau tidak di depan Poskestren.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar