
Walaupun hari ini para siswa kelas 4 SD Ambarawa itu sedang berekreasi, Pak Jakiyo selaku guru lukis tak mau ketinggalan kesempatan. Ia pun kemudian memberi tugas kepada para muridnya untuk membuat lukisan atau gambaran tentang binatang. Diutamakan gambaran binatang yang berada dalam sangkar. Tugas harus dikumpulkan saat istirahat untuk makan siang.
2 jam kemudian, saat berkumpul untuk makan siang.
“Yusuf! Panggil Pak Jakiyo pertama kali. Sebagai murid kesayangan, ia selalu dipanggil lebih dahulu untuk mengumpulkan tugas menggambar. Pak Jakiyo yakin, kalu tugasnya dapat diselesaikan lebih cepat. Hasilnya pun bisa dipastikan tidak mengecewakan.
“Wah...!!! Lukisan kamu bagus sekali Suf!” Puji Pak Jakiyo. Rupanya Yusuf menggambar burung merak khas Ponorogo lengkap dengan bulu-bulu lentik nan warna-warni.
Satu-persatu murid dipanggil untuk menyetorkan karyanya. Sebagai ganti dari tugas, guru lain memberikan jatah nasi bungkus sebagai menu makan siang. Di antara mereka ada yang menggambar gajah, harimau, jerapah, kera, burung cendrawasih bahkan ada yang menggambar semut yang sedang berbaris di batang pohon. Namun, menurut Pak Jakiyo, gambar terbaik adalah milik murid kesayangannya. Siapa lagi kalau bukan si Yusuf yang belum pernah masuk sepuluh besar dalam peringkat kelas.
“Frendi...!!!” Panggil Pak Jakiyo sebagai murid terakhir.
“Ini Pak gambarnya...!!!” Ucapnya sambil menyerahkan kertas buku gambar ukuran jumbo
“Lho... apa-apaan kamu ini! Mana hasil kerja kamu! Ini kan hanya huruf Q besar!” gersah Pak Jakiyo terkaget.
“Wah... jangan salah pak! Itu kan gambar tikus yang berada dalam lubang. Aku mengintipnya di lubang bawah pohon tadi. Ini bukti ekornya.” Kata Frendi sambil menunjuk ekor huruf Q .
Sungguh, tak rugi kalau Frendi selalu peringkat satu.
Muhith, Ponorogo, 11 Februari 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar