Imam Al-Ghazali yang notabene adalah pakar tasawuf pernah berujar bahwa, agama seorang wanita yang ingin anda nikahi memang penting, namun jangan lupa dengan masalah kecantikannya. (Ust.H. M. Muhsin)
Kamis, 16 Desember 2010
Oleh: H. Muhammad Muhsin
- Permasalahan Seputar Pernikahan
- Sudah siap, namun jodoh tak kunjung datang. Kalau hal ini yang terjadi, maka alangkah baiknya kalau kita meyakini bahwa Allah akan memberikan pasangan yang terbaik untuk kita. Dengan catatan untuk tetap ikhtiyar atau berusaha. Tentunya secara islami. Sebagai seorang santri, dilarang ikhtiyar dengan cara yang tidak islami. Semisal pergi ke Cafe pada malam minggu. Ikhtiyar santri bisa berupa sowan kepada Kyai atau yang lainnya. Jangan malu pula untuk meminta tolong kepada teman.
- Belum siap, namun sudah ada atau malah banyak tawaran. Seandainya malah justru kondisi ini yang terjadi, alangkah baiknya apabila anda intropeksi atau koreksi diri. Benarkah anda belum siap? Apa masalahnya? Setelah masalah ditemuakan, kemudian pecahkan dan simpulkan.
- 5 hal yang dicapai seseorang dengan pernikahan
- Membina keturunan
- Mengendalikan syahwat
- Mengelola rumah tangga
- Menambah pergaulan, serta
- Pengaturan terhadap 4 hal di atas
- Persiapan Spiritual, bahwa tujuan menikah adalah untuk ibadah. Jangan awalai pernikahan dari kolong nafsu. Ketahui pula bahwa, pahala ibadah untuk orang yang sudah menikah dilipatkan sebanyak 70x. Di sisi lain, berkumpul dengan istri pada malan jumat=membunuh 40 orang kafir. Hal itu kalau pada malam itu hanya bersenggama 1x. Kalau bersenggama 3 x berarti 40x3=120.
- Persiapan Konsepsional (Memahami konsep tentang lembaga pernikahan)
- Persiapan kepribadian, bahwa seorang mempelai akan menerima kehadiran orang lain. Layaknya, dalam hal ini seorang belajar mengenal dan bukan belajar dikenal. Seorang istri harus siap dipimpin dan seorang suami harus siap memimpin dan menafkahi. Persiapkan pula bahwa terkadang perbedaan tidur saja bisa menjadi polemik antara kedua belah pihak. Ingat pula, dalam pernikahan pasti akan ada pertikaian.
- Persiapan Fisik. Alangkah baiknya bila calon mempelai memerikasakan terlebih dahulu kesehatan fisik. Adakah penyakit yang membahayakan apabila menikah. Atau ada masalahkah dengan alat reproduksi? dll. Jangan sampai terjadi dilelantarkannya istri dengan tanpa dinafkahi batin seperti kisah Ana Althofunnisa dan Furqon dalam Film Ayat-ayat Cinta (Penulis)
- Kesiapan Material. Memang sih, Islam tidak mengajarkan hidup materialistis atau hanya berorentasi pada materi atau harta. Namun, bagi suami ia mengemban amanat sebagai kepala keluarga yang harus memberikan nafkah. Seoramg istri pun hendaknya jkuga pandai mengelola pengeluaran.
- Persiapan Sosial. Ingat!!! Umumnya kalau orang sudah menikah, maka ia akan menemui kehidupan yang membutuhkan interaksi sosia. Mungkin saja sewaktu-waktu suruh menjadi imam tahlil. Hayo, siapa yang belum hafal tahlil??? (pen)
- Langakah-langkah menuju Pernikahan
- Menentukan kriteria calon pendamping. Utamakan dalam hal agama. Jangan lupa pula, cari pasangan yang dapat menundukkan pandangan. Imam Al-Ghazali sendiri (Ahli Tasawwuf) pernah berujar bahwa, agama istri memang penting, namun jangan lupakan kecantikan. Permasalahannya, kalau melihat pendamping hidup saja sudah nek, trus mau bagaimana lagi???. Sekali lagi, cari pasangan sehingga anda mengatakan bahwa, pendamping hidup saya ini adalah sudah yang terbaik, tak ada yang lain.
- Mengondisikan keluarga dan orang tua. Terkadang ada beberapa hal yang dianggap sebagai penghalang dalam pernikahan, seperti masih duduk di bangku kiliyah atau anak yang masih dianggap belum mampu bertanggung jawab.
- Mengomunikasikan kesiapan menikah dengan pihak-pihak yang dipercaya.
- Ta'aruf (berkenalan) dengan cara islami. Pesan penulis, hati-hati dengan penipuan yang yang berkedok pacaran islami. Bedanya, dalam ta'aruf tidak ada istilah berduaan. Salah satu diantaranya harus disertai mahrom, kemudian berbincang lebih jauh untuk saling mengenal.
- Bermusyawaran dengan pihak terkait, jangan mengambil keputusan sendiri
- Istikhoroh. Jangan lupa, apa yang terkadang menurut kita baik, belum tentu baik menurut Allah.
- Khithbah alias lamaran. Adalah permintaan dari laki-laki kepada wali dan pihak keluarga perempuan. Ingat pula, dilarang meminang wanita yang sudang dipinang orang lainn maka pinanglah segera kekasih anda sebelum aa yang mendahului.
Soal:
- Manakah yang lebih baik antara dijodohkan dengan mencari jodoh sendiri???
- Apa batasan sekufu?
- Sama-sama baiknya, yang terpenting adalah kesiapan masing-masing pihak.
- Kondisional, sesuai dengan adat masyarakat, apakah yang paling sering dibahas adalah masalah agama, harta atau malah kecantikan/ketampanannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar